Selamat Datang

Selamat datang di blog Pasar Domba Garut pusat investasi usaha peternakan domba Garut di Desa Sindangsari Kec. Sukasari Kab. Sumedang Jawa Barat, Contact Person: Agus Sukradita, phone: 085312882277

Menu

Senin, 30 Juli 2012

Pasteurellosis

Pasteurellosis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella yang merupakan bakteri anaerobik fakultatif (bakteri yang mampu bertahan hidup tanpa oksigen dan tetap berfungsi diberbagai kondisi). Pasteurella Multocida dan Mannheimia Haemolytica (Pasteurella Haemolitica) adalah dua spesies Pasteurella yang sering dituding terlibat dalam berbagai penyakit Pasteurellosis baik secara bersama sama maupun sendiri sendiri. Infeksi Pasteurellosis pada ternak domba bisa terjadi setiap saat sepanjang tahun, namun yang terjadi terhadap anak domba biasa terjadi pada bulan September hingga November.

Domba yang terserang Pasteurellosis cenderung memisahkan diri dari kawanan.

Pasteurellosis pada domba

Pneumonia (radang paru paru): umumnya menyerang domba dewasa yang disebabkan oleh infeksi bakteri P Multocida atau P Haemolytica atau oleh keduanya. Tanda tanda klinis seperti “depresi, nafsu makan menurun, batuk batuk, gangguan pernafasan, demam tinggi dan dalam tingkatan akut sering menyebabkan kematian mendadak”.
Septicaemia (keracunan darah): umumnya diderita oleh anak domba muda umur 2 bulan, penyebabnya bakteri Pasteurella haemolytica. Tanda tanda klinis dalam bentuk akut berupa kematian mendadak pada domba.
Mastitis (radang susu): umumnya menyerang domba bunting yang ditandai oleh pembengkakan berwarna kemerah merahan dan panas. Penyebabnya bakteri Pasteurella Haemolotica.
Septicaemia Epizootica (ngorok): penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Pasteurella Multocida tipe 6B. Tanda tanda klinis pada domba yang terinfeksi berupa “timbul bengkak bengkak didada, dileher bagian bawah, dikepala, bisa terdapat juga dibagian dubur, alat kelamin dan dilidah. Mulut menganga dan berbusa juga liidah menjulur keluar dan batuk batuk. Keadaan seperti ini tentu saja diikuti oleh kurangnya nafsu makan akhirnya sulit tidur. Akhirnya …kelaparan – tidak tidur – nyeri nyeri disekujur tubuh – mati!”

Penularan

Penyebaran Pasteurellosis selain masalah gizi buruk juga bisa melalui kontak langsung antara domba yang terinfeksi dengan domba sehat, melalui pakan dan minum yang terkontaminasi kotoran dari hidung dan mulut domba yang terinfeksi dan factor factor predisposisi (kecenderungan dari sesuatu dapat menimbulkan penyakit) seperti; Kandang yang terlalu padat juga ikut mempermudah penyebaran, debu dan polusi yang ditimbulkan oleh asap knalpot kendaraan dapat merusak lapisan didinding trachea (tenggorokan) yang pada giliriran akan dijadikan tempat melekatnya bakteri, kotoran domba yang dibiarkan menumpuk ikut andil dalam memperkaya bakteri dipeternakan, ventilasi didalam kandang yang kurang pengaturannya (musim dingin kedinginan musim panas kepanasan), pasar domba dimana tempat bergerombolnya domba dari berbagai tempat, saat domba berada dalam kendaraan pengangkut dan percampuran domba dipeternakan penggemukan dimana domba datang dari berbagai peternakan.

Pengendalian.

  • Pisahkan domba yang terinfeksi dari kawanan domba sehat.
  • Laporkan kedinas peternankan atau kedokter hewan atawa keketua kelompok peternkan untuk ditindaklanjuti.
  • Pengobatan dengan antibiotika seperti Medoxi-L yang mengandung antibiotika Oxitetracycline dengan dosis 0.5 -2.00 ml. untuk setiap <10 kg. berat badan. 2.00 - 4.00 ml untuk setiap 10 - 50 kg. berat badan. 4.00 - 8.00 ml. untuk setiap > 50 kg. berat badan. Pengobatan diberikan secara Inframuskuler (disuntikan melalui daging/otot) atau secara Subuktan (disuntikan melalui bawah kulit).

Peringatan yang tercantum dalam kemasan meliputi:

  1. Jangan memberikan melebihi 10 ml. dibagian tubuh yang sama pada ternak besar.
  2. Jangan mengkonsumsi susu yang diperah dalam waktu 4 hari setelah penyuntikan.
  3. Menghentikan pemberian Medoxi-L 5 hari sebelum ternak disembelih untuk dikonsumsi.

  • Pemberian antibiotika yang kedua minimal 24 - 28 kemudian setelah pemberian sebelumnya.
  • Pemberian antibiotika pada status pengendalian wabah tidak melebihi 4 hari lamanya untuk mencegah Urelasi (tukak) lambung dan komplikasi ginjal sebagai akibat dari penggunaan antibiotika jangka panjang.

      
Pencegahan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda.